Selasa, 19 Februari 2013

Aku Si Agent of Change Masa Depan


Tidak ada yang salah dengan penafsiran dari sebuah buku “jadul” alias zaman dulu tentang pola pikir dan perilaku generasi sekarang. Dunia tanpa aturan itu nama tempat yang sedang mereka singgahi. Dunia yang bebas berkreasi kemaksiatan, menanamkan gaya hidup ala setanisme, berinovasi dalam menciptakan kebiasaan baru yang lebih buruk  dan welcome atas kedatangan budaya asing yang berhasil mencuci otak tanpa menyisakan sedikit pun noda kebersihan. Berpedoman pada kompas dalam ruangan gelap mampu menyesatkan pikiran dan menenggelamkan generasi saat ini pada lingkungan buruk.
Generasi muda layaknya kertas kosong yang belum terjamah oleh goresan tinta. Itu artinya mudah dipengaruh oleh apa pun yang masuk dan merupakan cikal bakal pembentuk umat masa depan.
Sungguh miris ketika menyaksikan kenyataan yang ada pada generasi sekarang.  Lampu merah sudah berani mereka dobrak. Ketika rasa malu hilang berubah alasan menjadi lupa tidak sedikit yang mengumbar badan dengan pakaian minimalisnya. Disaat musuh sedang mempersiapkan strategi kehancuran generasi, kita justru terperangkap dengan fasilitas kecil yang berbahaya yakni kebiasaan mereka dijadikan alat untuk merusak akhlaq dan tata kehidupan yang islami. Memusatkan keduniaan yang lebih dikenal dengan sebutan sekularisme. Suguhan tontonan porno laku terjual  bebas ditonton oleh anak ingusan, minuman berbau alkohol, obat perusak diri narkoba dijadikan pelampiasan. Merajalelanya perempuan berbadan badut hingga penghargaan aborsi tertinggi pun diraih dengan bangga. Cermin memang tidak pernah berdusta terlihat jelas kini kaum laki-laki sudah tidak ada artinya lagi ketika hasrat sesama kaum perempuan menjadi trend. Tak ada harganyakah diri ini?
Ditambah boomingnya “adat cheating and play turn” di kalangan pelajar. Berani meninggalkan ilmu pengetahuan.
Ketidak seimbangan ini semua berawal dari para dajjal yang mencabut akar-akar islami, yang justru disinilah first step of growing the personality berakhlakul qalbun salim dan terciptanya ikatan diantara kaum muslimin yang saling topang-menopang. Kejadian ini seperti hal nya perkembangan islam pada masa modern, yang dimana islam pada saat itu bersifat fatalistik dan sinkretik sehingga muncul penyakit rematik (Runtuhnya Eslam Meninggalkan Agamanya, Terikat Ilmu Keburukan). Itu artinya berakibat fatal disaat seorang muslim meninggalkan keislamannya, tersisalah mental terjajah.
Hanya manusia bodoh yang larut dalam keterpurukan. Menjadi “agent of change” suarakan dunia dengan itu. Tentunya dimulai dari diri sendiri menanamkan benih keislaman sehingga tumbuh menjadi pohon yang berakar iman kuat, berbatang islam kokoh, beranting ihsan, berdaun ikhlas, sabar serta syukur dan menghasilkan buah keislaman yang kaffah. Tak ragu untuk diteladani oleh orang lain. Virus kebaikan telah tersebar.
Tak cukup sampai disini, memiliki hujjah dalam menyampaikan pendapat juga penting. Bagaimana mau melawan musuh disaat ghozul fikri (perang pemikiran) yang sedang kita hadapi sekarang kalau ilmu pengetahuan yang dimiliki pas-pasan, kalah telak bisa-bisa. Maka dari itu perbanyak membaca buku yang kalau disadari paling asyik bersahabat dengannya. Buku ibarat guru yang tidak pernah marah, memberi ilmu, pengalaman, dan membuat kita tertawa sendiri. Membaca sekitar, memberi peringatan bahwasannya banyak hal yang terlupakan  dan tersia-siakan. Coba mulai peka dan berempati terhadap kondisi sosial di sekitar. Satu hal yang jangan sampai terlupakan membaca keadaan sendiri, dengan membaca keadaan sendiri kita mampu mengendalikan emosi dan rasa egois. Dengan membaca ketiga hal tersebut out! musuh pun di tangan.
Sebagai seorang agent of change yang sejati juga diperlukan memiliki sifat progresif dan revolusioner. Sifat progresif yang dimaksud berhasrat untuk maju dan  selalu ingin menjadi yang terdepan dalam segala bidang. Namun jangan sekedar hasrat semata, wujudkan apa yang diharapkan. Karena Tuhan selalu mengabulkan do’a yang dibutuhkan hambanya. Ingat!!! tidak ada rumah yang tidak berpintu. Lakukan progresif itu secara revolusioner. Karena orang yang pintar tapi berleha-leha akan kalah oleh orang biasa tapi rajin.
Lakukan perubahan dengan ikhlas dan totalitas karena akan menghasilkan profesionalitas yang menunjukan identitas orang yang berkualitas.
Seorang ilmuan terkenal Albert E Gray mengatakan bahwa semua orang sukses punya kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak suka dilakukan pecundang. Sebenarnya mereka sendiri juga tidak suka melakukanya. Tetapi ketidaksukaan mereka itu ditaklukan pada kekuatan tujuan mereka.
Jadikan tantangan dalam hidup sebagai sahabat yang akan menambah kekuatan dan kedewasaan. Duniakan dunia dengan tangan perubahan yang kreatif dari yang terkecil untuk perubahan yang terbesar. Singkirkan para medusa yang betah tinggal dalam kekuasaan, ketenaran dan keduniaan. Kelak dunia yang akan datang lebih sadis dari sekarang.

1 komentar:

  1. tangan anda istimewa, tapi entah kenapa dari tulisan anda saya makin tahu kalo saya tidak suka menulis. walo tujuan kita sama. mengurangi kelirumolog.
    tapi saya lebih suka merubah pemuda dari apa yang mereka suka. karena segala yg mereka suka adalah guru favorit mereka. maka saya harus memberi materi baru pada guru yang satu itu.

    BalasHapus