Tidak ada yang salah
dengan penafsiran dari sebuah buku “jadul” alias zaman dulu tentang pola pikir
dan perilaku generasi sekarang. Dunia tanpa aturan itu nama tempat yang sedang
mereka singgahi. Dunia yang bebas berkreasi kemaksiatan, menanamkan gaya hidup
ala setanisme, berinovasi dalam menciptakan kebiasaan baru yang lebih
buruk dan welcome atas kedatangan budaya
asing yang berhasil mencuci otak tanpa menyisakan sedikit pun noda kebersihan.
Berpedoman pada kompas dalam ruangan gelap mampu menyesatkan pikiran dan
menenggelamkan generasi saat ini pada lingkungan buruk.
Generasi muda layaknya
kertas kosong yang belum terjamah oleh goresan tinta. Itu artinya mudah
dipengaruh oleh apa pun yang masuk dan merupakan cikal bakal pembentuk umat
masa depan.
Sungguh miris ketika
menyaksikan kenyataan yang ada pada generasi sekarang. Lampu merah sudah berani mereka dobrak.
Ketika rasa malu hilang berubah alasan menjadi lupa tidak sedikit yang
mengumbar badan dengan pakaian minimalisnya. Disaat musuh sedang mempersiapkan
strategi kehancuran generasi, kita justru terperangkap dengan fasilitas kecil
yang berbahaya yakni kebiasaan mereka dijadikan alat untuk merusak akhlaq dan
tata kehidupan yang islami. Memusatkan keduniaan yang lebih dikenal dengan
sebutan sekularisme. Suguhan tontonan porno laku terjual bebas ditonton oleh anak ingusan, minuman
berbau alkohol, obat perusak diri narkoba dijadikan pelampiasan. Merajalelanya
perempuan berbadan badut hingga penghargaan aborsi tertinggi pun diraih dengan bangga. Cermin memang tidak pernah berdusta terlihat
jelas kini kaum laki-laki sudah tidak ada artinya lagi ketika hasrat sesama
kaum perempuan menjadi trend. Tak ada harganyakah diri ini?
Ditambah boomingnya
“adat cheating and play turn” di kalangan pelajar. Berani meninggalkan ilmu
pengetahuan.
Ketidak seimbangan ini
semua berawal dari para dajjal yang mencabut akar-akar islami, yang justru
disinilah first step of growing the personality berakhlakul qalbun salim dan
terciptanya ikatan diantara kaum muslimin yang saling topang-menopang. Kejadian
ini seperti hal nya perkembangan islam pada masa modern, yang dimana islam pada
saat itu bersifat fatalistik dan sinkretik sehingga muncul penyakit rematik
(Runtuhnya Eslam Meninggalkan Agamanya, Terikat Ilmu Keburukan). Itu artinya
berakibat fatal disaat seorang muslim meninggalkan keislamannya, tersisalah
mental terjajah.
Hanya manusia bodoh yang
larut dalam keterpurukan. Menjadi “agent of change” suarakan dunia dengan itu.
Tentunya dimulai dari diri sendiri menanamkan benih keislaman sehingga tumbuh
menjadi pohon yang berakar iman kuat, berbatang islam kokoh, beranting ihsan,
berdaun ikhlas, sabar serta syukur dan menghasilkan buah keislaman yang kaffah.
Tak ragu untuk diteladani oleh orang lain. Virus kebaikan telah tersebar.
Tak cukup sampai disini,
memiliki hujjah dalam menyampaikan pendapat juga penting. Bagaimana mau melawan
musuh disaat ghozul fikri (perang pemikiran) yang sedang kita hadapi sekarang
kalau ilmu pengetahuan yang dimiliki pas-pasan, kalah telak bisa-bisa. Maka dari
itu perbanyak membaca buku yang kalau disadari paling asyik bersahabat
dengannya. Buku ibarat guru yang tidak pernah marah, memberi ilmu, pengalaman,
dan membuat kita tertawa sendiri. Membaca sekitar, memberi peringatan
bahwasannya banyak hal yang terlupakan
dan tersia-siakan. Coba mulai peka dan berempati terhadap kondisi sosial
di sekitar. Satu hal yang jangan sampai terlupakan membaca keadaan sendiri,
dengan membaca keadaan sendiri kita mampu mengendalikan emosi dan rasa egois.
Dengan membaca ketiga hal tersebut out! musuh pun di tangan.
Sebagai seorang agent of
change yang sejati juga diperlukan memiliki sifat progresif dan revolusioner.
Sifat progresif yang dimaksud berhasrat untuk maju dan selalu ingin menjadi yang terdepan dalam
segala bidang. Namun jangan sekedar hasrat semata, wujudkan apa yang
diharapkan. Karena Tuhan selalu mengabulkan do’a yang dibutuhkan hambanya.
Ingat!!! tidak ada rumah yang tidak berpintu. Lakukan progresif itu secara
revolusioner. Karena orang yang pintar tapi berleha-leha akan kalah oleh orang
biasa tapi rajin.
Lakukan perubahan dengan
ikhlas dan totalitas karena akan menghasilkan profesionalitas yang menunjukan
identitas orang yang berkualitas.
Seorang ilmuan terkenal
Albert E Gray mengatakan bahwa semua orang sukses punya kebiasaan melakukan
hal-hal yang tidak suka dilakukan pecundang. Sebenarnya mereka sendiri juga
tidak suka melakukanya. Tetapi ketidaksukaan mereka itu ditaklukan pada
kekuatan tujuan mereka.
Jadikan
tantangan dalam hidup sebagai sahabat yang akan menambah kekuatan dan
kedewasaan. Duniakan dunia dengan tangan perubahan yang kreatif dari yang
terkecil untuk perubahan yang terbesar. Singkirkan para medusa yang betah
tinggal dalam kekuasaan, ketenaran dan keduniaan. Kelak dunia yang akan datang
lebih sadis dari sekarang.
tangan anda istimewa, tapi entah kenapa dari tulisan anda saya makin tahu kalo saya tidak suka menulis. walo tujuan kita sama. mengurangi kelirumolog.
BalasHapustapi saya lebih suka merubah pemuda dari apa yang mereka suka. karena segala yg mereka suka adalah guru favorit mereka. maka saya harus memberi materi baru pada guru yang satu itu.