Supervisi
secara kata memiliki arti menganalisis dan mengontrol. Supervisi merupakan indirect service (pelayanan tidak langsung), maksudnya
orang tersebut tidak bekerja langsung di lapangan, ia hanya mengontrol dan
mengawasi jalannya pekerjaan agar on the right. Salah satu contoh dari indirect service adalah dengan menganalisis,
memberikan masukan, dan mengktitisi proses rancangan kebijakan seperti
Undang-Undang.
Kompetensi supervisi
Menurut Association of Social Worker Canada:
1. Mendalami nilai-nilai, kode etik, dan prinsip-prinsip pekerja sosial (CASW)
2. Supervisor pekerja sosial harus memiliki kekuatan untuk mendorong orang lain agar lebih baik dan berkembang. “sesuatu yang tidak punya tidak
mungkin memberi”
3. Supervisor pekerja sosial harus memiliki da mengembangkan pengetahuan dan keterampilan supervisor
4. Berpengetahuan
khusus tentang bidang yang mereka supervisee
5. Pekerja
sosial dalam praktik memiliki akses secara mudah, ruti, dan supervisi yang sistematis
Menurut Australian Association of
Social Workers (2000)
1. Memiliki kualifikasi pekerja sosial terdaftar anggota AAS
2.
Memiliki
pengalaman praktik sekurang-kurangnya 2 tahun
3.
Memiliki
pengalaman menjalani dasar-dasar pelatihan supervisi praktik kerja mahasiswa pekerja sosial dan punya beberapa pengalaman dalam supervisi mahasiswa
4.
Sudah
mengikuti dan lulus dalam kursus-kursus supervisi pekerja sosial minimal 30 jam
Peraturan Mensos RI No 16 tahun 2012 tentang Sertifikasi Peksos Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial”
“Seorang Supervisor yang boleh mensupervisi adalah mereka yang telah memenuhi standar kompetensi dan sudah memiliki sertifikat asisten peksos atau peksos generalis atau peksos spesialis”
Menjadi Supervisor yang baik, ada 10 hal yang harus diperhatikan:
1. Ekspresikan
Sesuaikan dengan visi-misi
lembaga atau organisasi berada
2. Tunjukan kompetensi
3.
Perlihatkan
sikap positif sebagai sebuah tim kerja
4.
Mudah
diakses
5.
Konsisten
(istiqomah)
6.
Pembagian kerja
Siapa melakukan apa, dimana, dan
bagaimana
7. Beri pelatihan
8.
Beri
tanggapan, ga boleh dicuekin
9.
Berbagi
informasi
10.
Ekspresikan
penghargaan
Supervisor adalah seseorang yang mampu melihat lebih luas untuk memandang dan menentukan kualitas dan atau memberikan pelayanan terbaik kepada klien secara kuantitatif maupun kualitatif. Supervisor yang baik akan terjun ke lapangan untuk melihat kondisi di lapangan, bahkan akan lebih bagus lagi apabila supervisor lebih tahu kondisi di lapangan daripada peksos tetapi tetap yang melakukan direct service adalah peksosnya.
Hal-hal di bawah ini akan sangat membantu untuk mendefinisikan supervisor:
1. Harus tahu fungsi supervisi
Robinson: supervisor adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau pengetahuan lebih dan memberikan kemampuan itu kepada orang yang di bawahnya.
Ensyclopedia: metode tradisional untuk memberikan pengetahuan mengenai keterampilan peksos di dalam praktik dari orang yang sudah terlatih kepada orang yang belum terlatih, dari orang yang berpengalaman kepada orang yang belum berpengalaman.
2. Tujuan supervise
a. Tujuan jangka pendek: untuk meningkatkan kemampuan peksos supaya bisa melakukan pekerjaan lebih efektif, membantu peksos tumbuh dan berkembang secara profesional.
b.
Tujuan
jangka panjang: supaya bisa menangani klien dengan efektif dan efisien
3. Tingkatan posisi
4. Supervisi sebagai indirect service
5. Supervisi adalah proses interaksi
Jadi definisi supervisor adalah seorang staff administratif dari organisasi dimana dia mendapatkan otoritas untuk mengarahkan, untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi peksos dan yang ada di bawahnya.
Di dalam mengimplementasikan tanggung jawab ini supervisor juga melakukan administratif, edukasi, dan suportif dalam relasi yang positif.
Model-model Supervisi
1. Tutorial Model
Supervisi menghadapi satu persatu
pekerja sosial ketika sedang konsultasi, berdiskusi, etc
Kelemahan: akan membutuhkan waktu yang lama bagi supervisor untuk bekerja dan hal ini sangat tidak efisien. Namun model ini sangat cocok untuk menangani kasus-kasus yang special.
2. Konsultasi kasus
Supervisor yang baik akan
memanggil peksos ketika terjadi kejanggalan atau kesalahan untuk bersama-sama
saling belajar.
Kekurangan:
a. tidak semua peksos nyaman dihadapkan dengan peksos yang lainnya.
b.
Peksos
yang belum berpengalaman terkadang memiliki rasa minder
Kelebihan:
a. menyingkat waktu (efektif-efisien)
b.
Sesama peksos bisa saling sharing
3.
Kelompok sebaya
Melakukan diskusi dengan sesama
peksos, apabila supervisor sedang tidak ada di tempat. Secara administratif
tingkatan semua peksos ketika mengadakan diskusi sama.
4. Supervisi tandem
Bentuk pengembangan dari kelompok
sebaya. Sesama peksos saling mensupervisori. Berikan peksos untuk memilih
pasangannya sendiri.
5. Team (together everybody achieve more)
Memberikan Penilaian
Pemberian penilaian menggunakan Tool Monitoring dan Standar Penentuan Respon
Macam-macam Supervisi
1. Supervisi Suportif
Merupakan bagian ketika Supervisor memberikan motivasi dan penilaian terhadap kinerja Pekerja Sosial
2. Supervisi Edukasi
Merupakan bagian pemberian pelatihan atau transfer ilmu dari Supervisor kepada Pekerja Sosial agar kinerjanya dapat berkembang dan meningkat lebih baik
3. Supervisi Administratif
Merupakan bagian laporan atas hasil kinerja
Kewajiban Supervisor dalam Memenuhi Kode Etik Pekerja Sosial
1. Menyediakan informasi
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengawasi pekerja
4. Memantau batasan-batasan
5. Mereview dan mengkritik pekerja sosial terhadap kasus yang dihadapi
Indikator Pekerja Sosial dan Supervisor
1. Pekerja sosial merasa seolah-olah seluruh tenaga fisiknya telah terkuras habis
2. Pekerja sosial rentan terkena flu, pusing, dan sakit kepala
Secara emosional:
1. Pekerja sosial merasa putus asa
2. Pekerja sosial pesimis
3. Kesal dan marah
4. Kehilangan antuasias
5. Komitmen dalam bekerja akan terkikis secara bertahap
Secara tingkah laku:
1. Pekerja sosial terhambat atau bolos kerja
2. Membatalkan janji dengan klien
3. Pendekatan sinis atau apatis dengan klien
4. Pekerja sosial menghindari kontak mata atau fisik dengan klien
5. Pekerja sosial tidak sabar dengan klien
Sumber stres:
1. Supervisi: edukasi, administrasi, hubungan supervisor dan supervisee
2. Klien
3. Sifat
4. Organisasi
Masalah Supervisor dan Tekanan
1. Motif perubahan
2. Persiapan untuk perubahan
a. adanya tekanan untuk stres
b. pengawas yang tidak siap
c. krisis karir
3. Perubahan persepsi diri dan identitas
4. Tanggung jawab yang lebih besar menjadi beban
5. Penyeleseian awal
6. Perubahan hubungan dengan rekan
Penilaian Evaluasi
1. Nilai supervisee
2. Nilai supervisor
3. Nilai klien
4. Nilai evaluasi: kognitif, nilai etika, pemahaman pengetahuan
Menurut Association of Social Worker Canada:
1. Mendalami nilai-nilai, kode etik, dan prinsip-prinsip pekerja sosial (CASW)
3. Supervisor pekerja sosial harus memiliki da mengembangkan pengetahuan dan keterampilan supervisor
1. Memiliki kualifikasi pekerja sosial terdaftar anggota AAS
Peraturan Mensos RI No 16 tahun 2012 tentang Sertifikasi Peksos Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial”
“Seorang Supervisor yang boleh mensupervisi adalah mereka yang telah memenuhi standar kompetensi dan sudah memiliki sertifikat asisten peksos atau peksos generalis atau peksos spesialis”
Menjadi Supervisor yang baik, ada 10 hal yang harus diperhatikan:
1. Ekspresikan
2. Tunjukan kompetensi
7. Beri pelatihan
Supervisor adalah seseorang yang mampu melihat lebih luas untuk memandang dan menentukan kualitas dan atau memberikan pelayanan terbaik kepada klien secara kuantitatif maupun kualitatif. Supervisor yang baik akan terjun ke lapangan untuk melihat kondisi di lapangan, bahkan akan lebih bagus lagi apabila supervisor lebih tahu kondisi di lapangan daripada peksos tetapi tetap yang melakukan direct service adalah peksosnya.
Hal-hal di bawah ini akan sangat membantu untuk mendefinisikan supervisor:
1. Harus tahu fungsi supervisi
Robinson: supervisor adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau pengetahuan lebih dan memberikan kemampuan itu kepada orang yang di bawahnya.
Ensyclopedia: metode tradisional untuk memberikan pengetahuan mengenai keterampilan peksos di dalam praktik dari orang yang sudah terlatih kepada orang yang belum terlatih, dari orang yang berpengalaman kepada orang yang belum berpengalaman.
2. Tujuan supervise
a. Tujuan jangka pendek: untuk meningkatkan kemampuan peksos supaya bisa melakukan pekerjaan lebih efektif, membantu peksos tumbuh dan berkembang secara profesional.
4. Supervisi sebagai indirect service
5. Supervisi adalah proses interaksi
Jadi definisi supervisor adalah seorang staff administratif dari organisasi dimana dia mendapatkan otoritas untuk mengarahkan, untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi peksos dan yang ada di bawahnya.
Di dalam mengimplementasikan tanggung jawab ini supervisor juga melakukan administratif, edukasi, dan suportif dalam relasi yang positif.
Model-model Supervisi
1. Tutorial Model
Kelemahan: akan membutuhkan waktu yang lama bagi supervisor untuk bekerja dan hal ini sangat tidak efisien. Namun model ini sangat cocok untuk menangani kasus-kasus yang special.
2. Konsultasi kasus
Kekurangan:
a. tidak semua peksos nyaman dihadapkan dengan peksos yang lainnya.
a. menyingkat waktu (efektif-efisien)
4. Supervisi tandem
5. Team (together everybody achieve more)
Memberikan Penilaian
Pemberian penilaian menggunakan Tool Monitoring dan Standar Penentuan Respon
Macam-macam Supervisi
1. Supervisi Suportif
Merupakan bagian ketika Supervisor memberikan motivasi dan penilaian terhadap kinerja Pekerja Sosial
2. Supervisi Edukasi
Merupakan bagian pemberian pelatihan atau transfer ilmu dari Supervisor kepada Pekerja Sosial agar kinerjanya dapat berkembang dan meningkat lebih baik
3. Supervisi Administratif
Merupakan bagian laporan atas hasil kinerja
Kewajiban Supervisor dalam Memenuhi Kode Etik Pekerja Sosial
1. Menyediakan informasi
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengawasi pekerja
4. Memantau batasan-batasan
5. Mereview dan mengkritik pekerja sosial terhadap kasus yang dihadapi
Indikator Pekerja Sosial dan Supervisor
1. Pekerja sosial merasa seolah-olah seluruh tenaga fisiknya telah terkuras habis
2. Pekerja sosial rentan terkena flu, pusing, dan sakit kepala
Secara emosional:
1. Pekerja sosial merasa putus asa
2. Pekerja sosial pesimis
3. Kesal dan marah
4. Kehilangan antuasias
5. Komitmen dalam bekerja akan terkikis secara bertahap
Secara tingkah laku:
1. Pekerja sosial terhambat atau bolos kerja
2. Membatalkan janji dengan klien
3. Pendekatan sinis atau apatis dengan klien
4. Pekerja sosial menghindari kontak mata atau fisik dengan klien
5. Pekerja sosial tidak sabar dengan klien
Sumber stres:
1. Supervisi: edukasi, administrasi, hubungan supervisor dan supervisee
2. Klien
3. Sifat
4. Organisasi
Masalah Supervisor dan Tekanan
1. Motif perubahan
2. Persiapan untuk perubahan
a. adanya tekanan untuk stres
b. pengawas yang tidak siap
c. krisis karir
3. Perubahan persepsi diri dan identitas
4. Tanggung jawab yang lebih besar menjadi beban
5. Penyeleseian awal
6. Perubahan hubungan dengan rekan
Penilaian Evaluasi
1. Nilai supervisee
2. Nilai supervisor
3. Nilai klien
4. Nilai evaluasi: kognitif, nilai etika, pemahaman pengetahuan