Jumat, 30 Mei 2014

Baaraka Allahu Lakuma

Aku gak tau kapan but I'm very glad when i got the happy news about your marriage. Waw, rahasia Allah yang satu ini benar-benar indah. Mungkin d'nda aga sedikit kecewa karena aku ga bisa dateng. Ntah sudah berapa banyak undangan pernikahan yang tidak bisa aku penuhi. Haha.. Begitu pun kali ini, karena ternyata tanggal pernikahanmu sejalan dengan hari-hari UAS ku. Ohhh.. My Allah teman seperjuanganku akan menikah. Aku hanya bisa mengucapkan "Baarakallahu laka wabaaroka 'alaika wajama'a bainakumaa fii khoirin" Aku yakin kamu akan tampil cantik ketika di hari pernikahanmu .



Tambah bahagia yaaa dengan kehadiran laki-laki sah yang akan membimbingmu menjadi wanita yang shalihah dan yang akan melengkapi hari-harimu. Titip salam untuk Ka Ben. 


Ini aku kasih Kado Spesial untuk kalian berdua. Ini jauh looo dikirimnya dari Yogyakarta. Selamat, selamat, selamat... Aku ikut berbahagia :')

Selasa, 01 April 2014

Rangkuman PPS II


Pembahasan 1:

Jadwal Praktik Pekerjaan Sosial II
1. Proses perizinan: 1-4 April
2. Observasi supervisor kampus: 6-15 April
3. Engagement dan Assesment: 21 April-31 Mei
4. UAS: 2-13 Juni
5. Intervensi: 16-30 Juni
6. Penulisan laporan: 1-2 Juli
7. Pengumpulan laporan: 3-7 Juli
8. Ujian lisan PPS: 9 Juli
9. Pengumpulan revisi ujian: 14 Juli
10. Yudisium dan Evaluasi: 18 Juli
Praktik Pekerja Sosial II: Membentuk dan Mengelola kelompok. Berusaha menggabungkan kecakapan analisis teoritik dan kemampuan aplikasi
Lampiran: naskah program kerja, jurnal, lembar konsultasi kampus dan lemabaga, data klien, foto kegiatan, dan catata harian.

Pembahasan 2:
Selama praktik lakukan komunikasi yang baik dengan dua pihak:
1. Komunikasi dengan lembaga
a. Pimpinan sampai kepada staf-staf yang terkait di dalamnya
b. Pekerja sosial, program yang berada di lembaga, dan supervisor
2. Komunikasi dengan klien
a. Kelompok untuk membangun kepercayaan
3. Keluarga klien
4. Lingkungan, teman, sekolah, dan masyarakat sekitar
Pada dasarnya dalam pembagian kelompok dibagi atas kebijakan anggota kelompok dan supervisor dengan memperhatikan prosedur-prosedur pembagian kelompok yang baik itu seperti apa (sudah diajarkan di semester kemarin). Diusahakan semua anggota/penghuni panti atau lembaga masuk menjadi anggota kelompok praktik. Namun apabila dalam lembaga atau panti tersebut sudah terdapat kelompok, praktikan tinggal melanjutkan saja dengan kelompok yang sudah terbentuk. Klien padasetiap kelompok menjadi tanggung jawab bersama kelompok praktikan, meskipun praktikan memiliki programnya sendiri-sendiri.


Pembahasan 3:
 Engagement
 Engagement itu pokoknya kita kenalan sama kelompok yang akan diassesment. Tahap perkenalan ini bisa  dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya pakai role play, games, atau model-model terapi    perkenalan.
 Model-model kelompok:
a. Task group: kelompok yang berfokus pada penyeleseian kasus. Seperti: Board of directors, tim temporer khusus, panitia komite, badan legislatif, dll.
b. Treatment group: kelompok yang berfokus pada penyembuhan atau perawatan. Misalnya: kelompok pendidikan, kelompok saling bantu, kelompok sosialisasi, kelompok pertumbuhan, kelompok mandiri dan lain-lain.

Pembahasan 4
Assesment
Assesment pokoknya menggali informasi dan menemukan potensi serta kekurangan dari kelompok tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan assesment:
a. Kenali kebutuhan, kekurang, dan tujuan
b.  Perhatikan karakter (homogen atau heterogen) sesuai dengan kriteria dari usia, jenis kelamin, suku, pekerjaan, tingkatan sekolah, dan dari segi perilaku.
c. Ukuran kelompok
d. Struktur

Pembahasan 5
Teknik Assesment

Pembahasan 6:
Perencanaan Program
A. Pengertian Perencanaan Penanganan Klien
Perencanaan adalah usaha sadar, terorganisir, dan terus menerus dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan program dalam pekerjaan sosial disusun berdasarkan hasil assesment klien dan kualitas hasil assesment yang dilakukan tersebut akan menentukan kuliatas pelayanan. Menyusun rencana program perlu ditetapkan seperti kebutuhan, tujuan, indikator, kegiatan, dan pendayagunaan sumber.
Perencanaan program dalam level mezo yaitu suatu rangkaian kegiatan yang terorganisir yang ditujukan untuk memungkinkan kelompok dapat memeprbaiki keadaan mereka sendiri, menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada, serta dapat berpartisipasi dalam tugas-tugas pembangunan.
.           B. Tujuan Perencanaan Penanganan
1)      Melibatkan klien secara aktif
2)      Memfokuskan penanganan pada masalah yang ditargetkan
3)       Mendefinisikan, mengarahkan, dan memetakan bagaimana rangkaian penanganan akan dilaksanakan.
4)      Menghasilkan data hasil yang dapat diukur
.           C. Pembuatan Rencana Program Penanganan Klien
1)      Penetapan kebutuhan
2)      Perumusan tujuan
3)      Penetapan indikator keberhasilan
4)      Penentapan kegiatan pencapain tujuan
5)      Penetapan sumber daya


Pembahasan 7:

Penulisan Sistematika Naskah Rencana Program Kerja PPS II
Halaman judul
Daftar isi
            A. Bab I Pendahuluan
1)      Analisis situasi: fokus isu lembaga
2)      Assesment: menjelaskan proses assesment, hasil dari assesment, jelaskan tipe group yang digunakan melalui komposisi (homogen, heterogen, karakteristik, etc). Pokoknya ini sudah lengkap banget kita dapatkan materinya di semester kemarin.
3)      Tujuan atau target yang ingin dicapai: dibagi kepada tujuan umum dan tujuan khusus
B. Bab II Deskripsi kegiata
                  Deskripsi terhadap fokus masalah kelompok dan fokus terapi apa yang digunakan
      C. Bab III Time tabel

No
Uraian Kegiatan
Tanggal Pelaksanaan

Waktu
Durasi
Tempat
Tools
Dana

Tabel: Format time tabel PPS II

Jumat, 28 Maret 2014

Supervisi dalam Pekerjaan Sosial

 Supervisi secara kata memiliki arti menganalisis dan mengontrol. Supervisi merupakan indirect service (pelayanan tidak langsung), maksudnya orang tersebut tidak bekerja langsung di lapangan, ia hanya mengontrol dan mengawasi jalannya pekerjaan agar on the right. Salah satu contoh dari indirect service adalah dengan menganalisis, memberikan masukan, dan mengktitisi proses rancangan kebijakan seperti Undang-Undang.

Kompetensi supervisi
Menurut Association of Social Worker Canada:
1.    Mendalami nilai-nilai, kode etik, dan prinsip-prinsip pekerja sosial (CASW)
2.   Supervisor pekerja sosial harus memiliki kekuatan untuk mendorong orang lain agar lebih baik dan berkembang. “sesuatu yang tidak punya tidak mungkin memberi”

3.    Supervisor pekerja sosial harus memiliki da mengembangkan pengetahuan dan  keterampilan supervisor
4.    Berpengetahuan khusus tentang bidang yang mereka supervisee
5.    Pekerja sosial dalam praktik memiliki akses secara mudah, ruti, dan supervisi yang                   sistematis
Menurut Australian Association of Social Workers (2000)

1.      Memiliki kualifikasi pekerja sosial terdaftar anggota AAS
2.      Memiliki pengalaman praktik sekurang-kurangnya 2 tahun
3.      Memiliki pengalaman menjalani dasar-dasar pelatihan supervisi praktik kerja mahasiswa  pekerja sosial dan punya beberapa pengalaman dalam supervisi mahasiswa
4.      Sudah mengikuti dan lulus dalam kursus-kursus supervisi pekerja sosial minimal 30 jam
 

     Peraturan Mensos RI No 16 tahun 2012 tentang Sertifikasi Peksos Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial”
     “Seorang Supervisor yang boleh mensupervisi adalah mereka yang telah memenuhi standar kompetensi dan sudah memiliki sertifikat asisten peksos atau peksos generalis atau peksos spesialis”

Menjadi Supervisor yang baik, ada 10 hal yang harus diperhatikan:
1.      Ekspresikan
Sesuaikan dengan visi-misi lembaga atau organisasi berada

2.      Tunjukan kompetensi
3.      Perlihatkan sikap positif sebagai sebuah tim kerja
4.      Mudah diakses
5.      Konsisten (istiqomah)
6.       Pembagian kerja
Siapa melakukan apa, dimana, dan bagaimana

7.      Beri pelatihan
8.      Beri tanggapan, ga boleh dicuekin
9.      Berbagi informasi
10.  Ekspresikan penghargaan
 

       Supervisor adalah seseorang yang mampu melihat lebih luas untuk memandang dan menentukan kualitas dan atau memberikan pelayanan terbaik kepada klien secara kuantitatif maupun kualitatif. Supervisor yang baik akan terjun ke lapangan untuk melihat kondisi di lapangan, bahkan akan lebih bagus lagi apabila supervisor lebih tahu kondisi di lapangan daripada peksos tetapi tetap yang melakukan direct service adalah peksosnya.

Hal-hal di bawah ini akan sangat membantu untuk mendefinisikan supervisor:
1.      Harus tahu fungsi supervisi
Robinson: supervisor adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau pengetahuan lebih dan memberikan kemampuan itu kepada orang yang di bawahnya.
Ensyclopedia: metode tradisional untuk memberikan pengetahuan mengenai keterampilan peksos di dalam praktik dari orang yang sudah terlatih kepada orang yang belum terlatih, dari orang yang berpengalaman kepada orang yang belum berpengalaman.
2.      Tujuan supervise
a. Tujuan jangka pendek: untuk meningkatkan kemampuan peksos supaya bisa melakukan pekerjaan lebih efektif, membantu peksos tumbuh dan berkembang secara profesional.
b.      Tujuan jangka panjang: supaya bisa menangani klien dengan efektif dan efisien
3.      Tingkatan posisi

4.      Supervisi sebagai indirect service
5.      Supervisi adalah proses interaksi 
      Jadi definisi supervisor adalah seorang staff administratif dari organisasi dimana dia mendapatkan otoritas untuk mengarahkan, untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi peksos dan yang ada di bawahnya.
Di dalam mengimplementasikan tanggung jawab ini supervisor juga melakukan administratif, edukasi, dan suportif dalam relasi yang positif.

Model-model Supervisi
1.      Tutorial Model
Supervisi menghadapi satu persatu pekerja sosial ketika sedang konsultasi, berdiskusi, etc

Kelemahan: akan membutuhkan waktu yang lama bagi supervisor untuk bekerja dan hal ini sangat tidak efisien. Namun model ini sangat cocok untuk menangani kasus-kasus yang special.
2.      Konsultasi kasus
Supervisor yang baik akan memanggil peksos ketika terjadi kejanggalan atau kesalahan untuk bersama-sama saling belajar.

Kekurangan:
a.      tidak semua peksos nyaman dihadapkan dengan peksos yang lainnya.
b.      Peksos yang belum berpengalaman terkadang memiliki rasa minder
Kelebihan:

a.      menyingkat waktu (efektif-efisien)
b.       Sesama peksos bisa saling sharing
3.       Kelompok sebaya
Melakukan diskusi dengan sesama peksos, apabila supervisor sedang tidak ada di tempat. Secara administratif tingkatan semua peksos ketika mengadakan diskusi sama.

4.      Supervisi tandem
Bentuk pengembangan dari kelompok sebaya. Sesama peksos saling mensupervisori. Berikan peksos untuk memilih pasangannya sendiri.

5.      Team (together everybody achieve more)
 

Memberikan Penilaian
Pemberian penilaian menggunakan Tool Monitoring dan Standar Penentuan Respon

Macam-macam Supervisi

1. Supervisi Suportif
    Merupakan  bagian ketika Supervisor memberikan motivasi dan penilaian terhadap kinerja Pekerja Sosial
2. Supervisi Edukasi
    Merupakan bagian pemberian pelatihan atau transfer ilmu dari Supervisor kepada Pekerja Sosial agar      kinerjanya dapat berkembang dan meningkat lebih baik
3. Supervisi Administratif
    Merupakan bagian laporan atas hasil kinerja

Kewajiban Supervisor dalam Memenuhi Kode Etik Pekerja Sosial

1. Menyediakan informasi
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengawasi pekerja
4. Memantau batasan-batasan
5. Mereview dan mengkritik pekerja sosial terhadap kasus yang dihadapi

Indikator Pekerja Sosial dan Supervisor

1. Pekerja sosial merasa seolah-olah seluruh tenaga fisiknya telah terkuras habis
2. Pekerja sosial rentan terkena flu, pusing, dan sakit kepala
Secara emosional:
1. Pekerja sosial merasa putus asa
2. Pekerja sosial pesimis
3. Kesal dan marah
4. Kehilangan antuasias
5. Komitmen dalam bekerja akan terkikis secara bertahap
Secara tingkah laku:
1. Pekerja sosial terhambat atau bolos kerja
2. Membatalkan janji dengan klien
3. Pendekatan sinis atau apatis dengan klien
4. Pekerja sosial menghindari kontak mata atau fisik dengan klien
5. Pekerja sosial tidak sabar dengan klien
Sumber stres:
1. Supervisi: edukasi, administrasi, hubungan supervisor dan supervisee
2. Klien
3. Sifat
4. Organisasi
Masalah Supervisor dan Tekanan
1. Motif perubahan
2. Persiapan untuk perubahan
a. adanya tekanan untuk stres
b. pengawas yang tidak siap
c. krisis karir
3. Perubahan persepsi diri dan identitas
4. Tanggung jawab yang lebih besar menjadi beban
5. Penyeleseian awal
6. Perubahan hubungan dengan rekan

Penilaian Evaluasi

1. Nilai supervisee
2. Nilai supervisor
3. Nilai klien
4. Nilai evaluasi: kognitif, nilai etika, pemahaman pengetahuan